Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Demo Masal Kenaikan BBM

Hari ini, seluruh elemen mahasiswa dan unsur yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan menggelar aksi serentak. Dipekirakan, demonstrasi akan melumpuhkan titik-titik jalan utama di Kota Makassar. Sebagaimana diberitakan,konsentrasi massa akan menggelar aksi di beberapa titik, utamanya di depan kampus-kampus di Makassar. Kondisi ini akan lebih diperparah saat massa menutup jalan. Tititk utama yang akan menjadi pusat pertemuan massa dari semua elemen adalah jembatan layang (fly over) Jalan Jend Urip Sumoharjo. Massa akan terlebih dahulu konsentrasi di depan kampus masingmasing kemudian bergerak ke titik-titik tertentu,seperti di fly over.

Besar kemungkinan, Jalan Sultan Alauddin akan lumpuh total. Beberapa mahasiswa dari kampus yang berada di sepanjang jalan utama yang menghubungkan Makassar dan daerah Sulsel bagian selatan akan menggelar aksi. Seperti mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin dan Universitas Muhammadiah (Unismuh) Makassar. Selain itu, juga beberapa kampus di daerah Jalan Andi Tonro dan Jalan Mappaoddang. Diperkirakan, jalur tersebut akan mulai dijejali massa yang turun ke jalan mulai pukul 10.00 Wita,hari ini.

Seperti salah satu informasi dari badan eksekutif mahasiswa (BEM) di UIN Alauddin, mereka akan menggelar aksi mulai pagi hingga pukul 24.00 Wita. Aksi dimulai dengan long march (berjalan kaki) dari Kampus 1 UIN Alauddin menuju stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang berlokasi di Jalan Alauddin. Di wilayah Makassar yang menghubungkan dengan daerah Sulsel wilayah barat, yakni jalan protokol Urip Sumoharjo, juga dipastikan akan mengalami lumpuh total. Beberapa titik kampus berada di wilayah itu.

Ditambah lagi fly over sebagai pusat berkumpulnya massa yang berada di persimpangan Urip Sumoharjo dan Jalan AP Pettarani. Seperti, dari arah Daya, Universitas Kristen Indonesia Paulus di Jalan Perintis Kemerdekaan, Universitas Hasanuddin (Unhas) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas ’45 di Jalan Urip Sumoharjo. Dalam beberapa kejadian, saat konsentrasi massa di beberapa titik itu, jalur ke arah barat Sulawesi Selatan akan macet total.

Begitu pula di jalur tengah, Jalan AP Pettarani. Seperti massa dari kampus Universitas Indonesia Timur (UIT) dan Universitas Negeri Makassar (UNM) yang kemungkinan menggelaraksidijalurtersebut. Seperti kejadian kemarin, massa yang turun belum serentak, namun sudah hampir melumpuhkan seluruh aktivitas di dua jalan pintu masuk ke Makassar selama 4 jam. Meski belum memasuki puncak aksi penolakan kenaikan harga BBM, imbas demonstrasi oleh berbagai elemen mahasiswa di berbagai titik kemarin sudah mulai terasa. Makassar lumpuh sekitar empat jam.

Aksi menentang kebijakan pemerintah yang dipelopori mahasiswa di Makassar menutup tigajalurutama,yakniJalanSultan Alauddin, Jalan AP Pettarani, dan Jalan Urip Sumoharjo. Aksi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi itu membakar ban dan menutup total akses utama transportasi yang menghubungkan Makassar dengan wilayah bagian barat dan selatan Sulawesi Selatan. Di Jalan Sultan Alauddin misalnya, aksi mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dimulai sekitar pukul 10.00 Wita.

Meski tidak menutup seluruh badan jalan di depan kampusnya, namun jalur transportasi yang menuju Makassar dari wilayah selatan, seperti Gowa,Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, dan Sinjai, tersendat. Begitu juga sebaliknya. Jalur di Alauddin setiap harinya memang padat.Walau tak ada demo, pada jam-jam sibuk, yakni antara pukul 08.00 Wita- 11.00 Wita dan pada sore hari, jalur itu sudah sangat padat dan kadang macet. Apalagi ditambah aksi mahasiswa kemarin yang menutup jalan sekitar empat jam. Efek aksi pun hingga jalan-jalan alternatif di sekitarnya.

Beberapa saat,kendaraan bahkan tidak bisa bergerak. Sama halnya di jalur tengah Makassar yang juga merupakan jalan provinsi, yakni Jalan AP Pettarani.Sedikitinya,di jalur tersebut dua kelompok massa dari kampus berbeda menggelar aksi. Bahkan, mahasiswa Universitas Indonesia Timur tak hanya membakar ban bekas, tapi juga memalang mobil truk pengangkut kontainer melintang di separuh badan jalan.Kendaraan dari arah Jalan Alauddin menuju arah Jalan Urip Sumoharjo (fly over) tak bisa melalui jalur lurus itu.

Pengendara harus berbelok ke Jalan Rappocini Raya yang memang sebelumnya sudah macet sejak pukul 10.00 Wita. Demonstrasi di beberapa tempat lain, seperti di fly over Jalan Urip Sumoharjo dan di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) juga berlangsung sejak pagi hingga siang kemarin. Kemacetan panjang arah ke Makassar dan sebaliknya tak terhindarkan. Seperti diketahui, Jalan Urip Sumoharjo juga sama dengan Jalan Alauddin, merupakan jalur utama penghubung antara Makassar dengan daerah lain, khususnya wilayah barat Sulawesi.

Jalan Urip Sumoharjo menjadi jalur utama (selain jalan tol) yang menghubungkan Makassar dengan Kabupaten Maros, Pangkep, Barru hingga Sulawesi Barat. Bahkan ke wilayah bagian tengah Sulsel seperti Bone, Soppeng, dan Wajo. Jalan-jalan alternatif di sekitarnya praktis semakin padat dengan penumpukan kendaraan. Seperti di Jalan Abdullah Dg Sirua yang merupakan jalan pilihan selain melalui Jalan Urip Sumoharjo. Sekitar empat jam kemarin, aktivitas warga Makassar terganggu akibat kemacetan.Hari ini diperkirakan akan lebih parah karena aksi mahasiswa akan digelar besar-besaran.

Jika kemarin hanya sebagian mahasiswa dari berbagai kampus yang turun ke jalan, hari ini diperkirakan akan turun serentak. Di Jalan AP Pettarani setidaknya dua kelompok mahasiswa menutup total badan jalan. Gerakan Mahasiswa UIT misalnya menutup badan jalan di persimpangan Jalan Rappocini- Pettarani. KemudianAliansi MahasiswaPemerhati Rakyat (Ampera) menutup jalan di depan Gedung Pinisi Universitas Negeri Makassar (UNM). Sementara Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan long march di seputar Makassar.

Sekitar 100 mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) bergerak pukul 10.00 Wita dari kampus mereka di Jalan Rappocini. Sekitar satu jam di lokasi itu, mahasiswa bergerak ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang berada di persimpangan Jalan Rappocini- AP Pettarani, sekitar 500 meter dari kampus mereka. Di tempat itu, mahasiswa memaksa pimpinan SPBU menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM yang direncanakan berlaku 1 April.Tindakan demonstran terlihat mengkhawatirkan saat membakar ban di depan SPBU.

Akibatnya, pengelola SPBU menghentikan operasinya dengan menutup areal masuk ke tempat pengisian BBM. Mahasiswa juga menyandera truk gandeng dan dijadikan panggung orasi dengan posisi melintang. Separuh jalan AP Pettarani dari arah Alauddin menuju Jalan Urip Sumoharjo ditutup. Polisi dan TNI yang berjaga mengalihkan kendaraan dari arah Jalan Alauddin masuk ke Rappocini.Kemacetan tak terhindarkan karena tingginya volume kendaraan.

“Kebijakan Pemerintahan SBY-Boediono yang akan menaikkan harga BBM sebagai bentuk penindasan terhadap rakyat kecil,” kata Presiden BEM UIT Irwan dalam orasinya. Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Erwin Triwanto mengatakan, aksi mahasiswa digelar di delapan titik secara bersamaan, kemarin.“Ada delapan yang aksi pada hari ini. Namun, masih berjalan normal,” katanya. Aksi tutup jalan dan bakar ban oleh para demonstran dinilai masih dalam koridor meski mengakibatkan macet.

Siagakan 5.000 Personel TNI

Kodam VII Wirabuana menyiagakan 5.000 prajurit dalam aksi penolakan kenaikan harga BBM di Kota Makassar. Prajurit yang disiagakan berasal dari seluruh satuan terutama dari batalyon seperti Infantri, Armed, Raider, dan Zipur. “Kami hanya siagakan 5.000 porsenel TNI yang ada,namun kami tidak turunketika tidak ada permintaan dari pihak kepolisian,” kata Kapendam VII Wirabuana Letnan Kolonel Inf Yance Wolley di Makassar, kemarin.

Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Chevy Ahmad Sopari mengatakan, prajurit TNI dilibatkan dalam rangka pengamanan soal kenaikan harga BBM. Personel TNI ditempatkan di objek vital dan tidak turun langsung berhadapan dengan pengunjuk rasa. Menurut dia, saat ini TNI yang dilibatkan sebanyak 387 personel di SPBU dan kantor Pertamina. Polrestabes Makassar bersama Polsek menyiapkan 1.164 personel, Polda Sulselbar 108 personel dari Sabhara, 51 personel Patroli Bermotor, dan 208 personel Brigade Mobil (Brimob).