Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hakim Konstitusi

Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi menanggapi dingin pernyataan Pakar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Saldi Isra yang menilainya berusaha mencari simpati dewan majelis kehormatan. Menurutnya Saldi hanya bisa bicara.

"Dia investigasi itu bener enggak? Tanpa memeriksa anak saya, tanpa memeriksa yang lain, tapi langsung menarik kesimpulan," ungkap Arsyad saat ditemui di kediamannya, Apartemen Bandar Kemayoran, Jakarta, Sabtu (18/12/2010).

Seperti diberitakan, Sadli ikut dalam tim investigasi dugaan makelar kasus di Mahkamah Konstitusi yang dipimpin Refly Harun. Dalam laporan tim investigasi, disebutkan salah satu dugaan suap melibatkan Neshawaty Arsyad, anak sulung Arsyad.

Menyusul laporan tim investigasi, Arsyad mengaku tidak bakal mempengaruhi siapa pun. Termasuk Dewan Majelis Kehormatan seperti yang diungkapkan Sadli. Arsyad bahkan siap diperiksa dewan majelis kehormatan yang ditambah dengan Komisi Yudisial dan juga mantang Hakim Konstitusi periode terdahulu.

"Saya dulu sudah katakan, diperiksa 17 orang pun saya siap. Kalau perlu panelis itu ditambah dengan KY dan mantan hakim konstitusi juga," tegasnya.

Sadli menyampaikan penilaiannya terkait sikap Arsyad untuk mundur sebagai Hakim Konstitusi saat ditemui wartawan usai acara diskusi Polemik di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (18/12/2010). Seperti banyak pihak, Sadli khawatir sikap akan berpengaruh kepada sikap panel etik hakim yang sudah dibentuk sebelumnya.

"Masalahnya apakah ini menyatakan mengundurkan diri atau mengajukan mengundurkan diri? Kan konsekuensinya berbeda kalau menyatakan mengundurkan diri. Begitu dia menyampaikan langsung berhenti dia secara otomatis berhenti. Jadi yang saya takutkan kalau dia menyatakan akan mengundurkan diri itu jangan-jangan berpengaruh pada panel etik," jelas Sadli. Demikian catatan online Berita Kita tentang Hakim Konstitusi.